Wednesday, December 22, 2010

hari ini, hari untuknya

dulu,
dia sering pergi, entah kemana entah untuk apa
kadang saya merindukannya kadang saya terbiasa dengan ketiadaanya
dia pemarah, hal-hal kecil membuatnya marah
kadang saya tidak ingin berada didekatnya
saya jarang bersamanya, saya lebih senang tinggal di tempat lain

lalu,
dia mulai jarang pergi
masih sering marah, masih
saya lebih sering tinggal
dia tidak suka saya terlalu sering diam di tempat lain
tapi, ada yang salah
saya selalu merasa tidak nyaman saat semua berkumpul

lalu,
dia mulai berubah
tidak lagi sering marah
tapi, ada yang janggal
jarak sudah terlanjur hadir


saya tidak pernah banyak bicara, kami jarang saling berbicara
hanya hal-hal penting, hanya seperlunya

saya tidak ingat tanggal ulang tahunnya,
saya tidak tahu.

saat melihatnya
kadang saya ingin memeluknya,
kadang saya ingin menciumnya,
tapi,
jarak itu terlanjur hadir
saya tidak sanggup mengenyahkannya.



saya ingat dulu dia pernah cemburu,
saat saya mulai memanggil seseorang dengan sebutan yang seharusnya hanya untuknya,
mama.

Friday, December 10, 2010

gila

dia bilang, rasanya seperti dihantui,
memejamkan mata adalah saat paling mengerikan,
seperti saat lampu bioskop dimatikan dan film mulai diputar.
dia bilang, rasanya seperti dihantui,
membuka mata tidak serta merta membuat film berhenti berputar
dengan berbagai adegannya yang terus diulang-ulang.
dia marah hingga lelah, lalu tertidur dalam tangisnya.
selalu seperti itu setiap hari.


aku ingin pergi, dia bilang, kemana saja asal jangan disini
aku bosan menangis tiap hari, aku bosan marah tanpa henti
aku lelah, aku ingin melarikan diri, kemana saja!
aku ingin pergi.

saya mulai mengamatinya.
matanya nanar menerawang, dia terlihat putus asa.

hey, hey, coba lihat aku, apa aku ini orang jahat menurutmu?
saya tidak tahu harus menjawab apa, saya hanya diam saja mendengarkannya mengoceh.

menurutku aku ini tidak jahat, iya, iya, dulu aku memang jahat tapi sekarang sudah tidak! apa ini yang namanya karma? tapi ini sudah keterlaluan! aku terus-terusan dipermainkan!
dia terlihat lelah, penampilannya kacau sekali, saya bertanya-tanya kapan terakhir kali dia mandi.

kamu tahu, aku sempat tidak mau tidur, aku takut memejamkan mata, aku selalu menangis setelah memejamkan mata setiap aku mencoba tidur, iya aku tau aku cengeng! tapi rasanya, seperti kamu menusukan sebuah belati di dadaku, lalu kamu memutar belati tersebut! bagaimana kamu tidak menangis dengan rasa sakit yang seperti itu?!
dia menyalakan rokok, mengamatinya, lalu kembali melanjutkan ocehannya.

kadang aku bertanya-tanya, aku ini salah apa? apa yang sebenarnya sudah kulakukan, apa aku menyakiti? apa aku menjahati? apa yang sudah aku lakukan? apa?!
dia terlihat marah dan mulai menangis.
kamu tau, aku selalu bersabar, aku selalu mengikuti keinginan-keinginan yang sebenarnya membuatku sakit, iya kadang aku memang besar mulut, meracau tidak karuan, tapi akhirnya aku tetap mengikuti semua itu! aku bersabar, aku tidak nakal aku tetap baik! aku ini anak baik, iya kan?

dia berjalan ke tempat tidur, merebahkan tubuhnya yang lelah.
kamu tau, seandainya tidak ingin bermain lagi denganku, bilang saja secara baik-baik, ada pilihan seperti itu bukan, kenapa harus memilih menyakitiku seperti ini? aku ini sudah berusaha menjadi anak baik, aku ini sudah berusaha tidak menyakiti, aku sudah bukan anak nakal lagi, tapi kenapa terus-terusan dijahati? kenapa seperti itu, kenapa? kamu tau, rasa sakit ini menghantuiku setiap hari.
dia memejamkan matanya yang basah, entah tertidur, entah kembali memutar film dikepalanya.